Marylin Monroe dan Buku Hariannya

Tidak sama dengan rekan-rekannya seperti Elizabeth Taylor, Debbie Reynolds serta Jane Russell, dia terkristalisasi jadi citra kesempurnaan : paduan rambut pirang putih, grup mata redup, serta senyum cemerlang yang tampak menggoda. Namun seberapa santainya Marilyn selalu saja jadi perbincangan melebihi aktingnya.



Kematiannya senantiasa jadi awan gelap citra ini : satu dongeng kecanduan, untuk beberapa orang yang suka pada kombinasi sampanye, sex serta kemewahan dibumbui isu mengenai keluarga Kennedy, Sinatra serta Joe DiMaggio.

Penulis biografi serta wartawan memberi narasi detil kecanduan serta penyakit jiwa, yang makin mensupport legenda Monroe sebagai korban tragedi : perempuan yang lahir di lingkungan yang salah, dengan saat kecil dirumah sosial serta disalahgunakan pria-pria yang dia sayangi, serta pada akhirnya kematian yang misterius.

Walau sekian di th. 2010, penerbitan dokumen-dokumen pribadinya mengungkap Monroe yang semakin banyak memikirkan serta puitis.
Hal semacam ini dapat dibuktikan lewat puisi tulisan tangannya, surat serta catatan pribadi. Korespondensinya ini diterbitkan dalam Fragments : Poems, Intimate Notes, Letters by Marilyn Monroe, hasil suntingan Stanley Buchthal serta Bernard Comment.
 Catatan ini yaitu tulisan seseorang penyair : seorang yang menulis serta menyebutkan diri lewat kalimat yang di buat dengan hati-hati.

Dia berupaya menangkap ungkapan yang pas untuk mewakili perasaannya serta tunjukkan kedalaman hati jiwa bintang ini, ditandai dengan kecerdasannya.
 Seperti disebutkan beberapa editor ”kumpulan dokumen ini mengungkap harta... tak ada yang jorok atau rendahan, tak ada isu didalam buku ini : itu bukanlah langkahnya Marilyn. Yang catatan ini ungkapkan yaitu keintiman tanpa ada membanggakan diri, pengukuran gerakan jiwa seorang ".

Juga, " dokumen ini tak menyingkirkan misteri, namun malah membuatnya makin bermakna. Dia yaitu bintang yang susah dijangkau dengan kemampuan magnetik yang membuat kegaduhan bila dia sangat dekat”.
‘Jati diri’

Lewat catatan yang ditulis pada permulaan pernikahannya dengan James Dougherty pada permulaan th. 1940-an, Marilyn remaja menulis “Semua pemikiran serta tulisan ini bikin tangan saya gemetar namun saya menginginkan ini tetaplah mengalir keluar hingga tempat di hati saya, walau tak hilang semua, terpuaskan”.
 Ini tunjukkan bagaimana sistem penulisan sisi tak terpisahkan diri serta kesehatan Marilyn. Dia dapat juga jadi jujur disini, mungkin saja dalam langkah yg tidak dapat dia kerjakan dimana juga.



Dalam satu catatan tanpa ada tanggal di buku catatan dia menulis, ”Saya terkadang tak tahan dengan manusia –saya tahu mereka semuanya mempunyai permasalahan sama dengan saya– namun saya begitu jemu. Berupaya mengerti, mengalah, lihat beragam hal bikin saya letih. ”
Dalam buku catatan Record dari sekitaran th. 1955 dia menulis “keinginan pertamanya untuk jadi aktris” serta dia berusaha keras serta dengan kepekaan “tanpa malu-malu”.
 Dorongan untuk bekerja demikian besarnya. “Saya bisa serta bakal menolong diri saya serta kerjakan suatu hal seberapa sakitnya pun” serta dia mencatat satu kalimat dalam buku itu “memiliki jati diri”, kalimat itu membuatnya membumi serta mengingatkan apa yang dia butuhkan.

Dalam satu kertas hotel Waldorf Astoria dia menulis dia semestinya “tidak bikin janji atau mengikat diri dalam pertunangan” serta kalau dia semestinya “ingat dia tak kekurangan apapun –tidak ada yang butuh membuatnya tak yakin diri– Anda mempunyai semua terkecuali disiplin serta tehnik yang Anda tekuni serta mencari sendiri”.

Dia tengah berupaya menangani ketakutan, namun hal semacam ini masuk kehidupannya, termasuk juga pernikahannya dengan Arthur Miller.

Waktu di Inggris bikin film The Prince and the Showgirl, dia temukan halaman catatan Miller yang menyebutkan ciri-ciri baru yang tengah dia kembangkan, kekecewaan pada pernikahan mereka serta mengaku kalau dianya terkadang malu waktu membawanya ke depan beberapa rekannya.

Ini yaitu pukulan berat untuk Marilyn serta catatannya dari waktu itu tunjukkan seberapa parahnya.

Dia menulis, “Saya fikir saya senantiasa begitu takut jadi istri seorang lantaran saya ketahui dari kehidupan kalau seorang tak dapat meraih yang lain, kapan juga, sesungguhnya... mulai besok saya bakal pelihara apa yang saya punyai serta apa yang saat ini pernah miliki”.

Sisi dari catatan yang dia catat memerlihatkan seseorang wanita yang selalu membumikan diri, menolong dianya serta menangani permasalahan.
 Dokumen ini dapat tunjukkan hasrat kuat : apakah itu dalam berencana makan malam atau persiapan pertunjukan, Monroe begitu cermat serta berupaya untuk meraih yang paling baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Whitney Houston Menelpon Sebelum Wafat

Mengulas Sepeninggalan John Lennon

Fakta Tentang Michael Jackson